Senin, 31 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   8 komentar:

Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya. Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Alah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. [adm/sumber]
Selengkapnya...

Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Jakarta - Memberikan pengalaman tanding pada atlet yang ditempa dalam Program Atlet Andalan (PAL) dan Pelatnas mini, PB WI menurunkan 20 atletnya ke kejuaraan dunia di Kanada, 20-26 Oktober mendatang. "20 atlet yang ditampilkan di Kanada, 10 datang dari nomor sansho dan selebihnya adalah atlet nomor taolu yang kini berlatih di Medan, Yogyakarta, Kaltim dan Surabaya,"Sekjen PB WI Ngatino di Jakarta, Minggu. Atlet taolu yang berlatih di Medan seperti halnya Susyana, Lindswel, Fredi dan Charlie. Begitu juga dengan Ivana yang kini melakukan latihan intensif di Yogyakarta.

Begitu juga atlet sansho yang ditempa di Kaltim dan Surabaya. Tampilnya 20 atlet di kejuaraan dunia di Kanada, katanya mempunyai hubungan erat dengan persiapan atlet menuju SEA Games XXV Laos, Desember mendatang. Dengan harapan di multi event dua tahunan ASEAN atlet wushu nasional menyumbangkan medali emas.

Untuk mempertahankan tradisi meraih medali emas di SEA Games, PB WI terus melakukan terobosan dengan menurunkan para atletnya di event internasional. Karena melalui pengalaman tanding itulah merupakan modal bagi atlet tampil dalam pertandingan. Memiliki pengalaman tanding di event yang levelnya lebih tinggi seperti kejuaraan dunia tidak membuat atlet cepat puas diri. Para atlet tentunya akan berpacu mempersiapkan prestasinya semaksimal mungkin dalam latihan. Tampil di kejuaraan dunia sudah tentu lawan yang dihadapinya memiliki prestasi optimal dengan persiapan yang maksimal pula. Hal itu yang diharapkan memacu atlet dalam Pelatnas sebelum dikirim ke Kanada. [adm/FINROLLNews]
Selengkapnya...

Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Atlet wushu, Lindswel memiliki target khusus tampil di kejuaraan dunia wushu senior di Kanada, pada 20-26 Oktober. "Sebagai peraih medali emas di kejuaraan dunia junior di Bali tahun 2008, atlet asal Medan ini ingin menembus prestasi dunia di kategori senior," ujar salah seorang pengurus PB Wushu Indonesia yang juga wasit wushu Internasional, Iwan Kwok di Jakarta, Sabtu.

Prestasi ditingkat junior memang tidak bisa dijadikan patokan untuk mengulang sukses di Kanada. Namun semua itu bisa dijadikan modal sebelum turun di kejuaraan dunia wushu senior nantinya.

"Saya mengakui tampil di kejuaraan dunia senior persaingan cukup ketat. Peserta yang tampil bisa mencapai 80 negara seperti di Beijing tahun 2008,"ujarnya. Sementara di kejuaraan wushu dunia junior di Bali diikuti 45 negara. Dengan begitu persaingan masih biasa saja, ketimbang tampil di Beijing pada tahun yang sama. Bahkan tingkat kesulitan jurus yang dibawakan tidak begitu rumit ketimbang di tingkat senior.

"Untuk jenjang junior jurus yang dilakukan atlet tidak diikuti dengan gerak loncatan. Namun ditingkat senior loncatan atlet dalam membawakan jurus sudah diperhitungkan dan menghasilkan nilai. Kesulitan seperti itu yang harus dipelajari pewushu Indonesia sebelum turun di Kanada,"ujar Iwan.

Iwan mengatakan, meski usia Lindswel kali ini tergolong junior (16 tahun), namun sudah mempunyai pengalaman tanding ditingkat senior saat tampil di Beijing tahun 2008 masuk ranking enam besar.

Prestasi yang dimiliki atlet asal Medan itu tinggal dipoles sedikit lagi untuk meraih prestasi dunia di Kanada nantinya. Bila hal itu memenuhi persyaratan, maka peluang menyuguhkan medali bagi atlet nasional cukup besar.

Selain Lindswel, pewushu nasional yang diturunkan dalam kejuaraan dunia nanti adalah, Ivana, Susyana di putri dan di putra adalah Heriyanto, Aldi Lukman, Fredi A dan Charli S.
Para atlet tersebut merupakan tempaan dalam Program Atlet Andalan (PAL). Tampil di kejuaraan dunia dapat dijadikan uji tanding sebelum diturunkan di SEA Games XXV Laos, Desember mendatang.

Hal itu yang membuat PB WI menurunkan atletnya seoptimal mungkin di kejuaraan dunia di Kanada. Selain atlet PAL, atlet Pelatnas mini boleh tampil di Kanada, dengan catatan berpeluang ukir prestasi bagi merah putih. [adm/analisa]
Selengkapnya...

Jumat, 28 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   1 comment

Jakarta - Sekjen PB WI Ngatino mengatakan atlet wushu Susyana diundang tampil di kejuaraan dunia wushu senior di Kanada 20-26 Oktober mendatang.

"Susyana mendapat undangan turun di kejuaraan dunia di Kanada, setelah meraih medali perunggu di Beijing tahun 2008," kata Ngatino seperti dikutip Antara, di Jakarta, Kamis. Selain menurunkan Susyana, PB WI juga akan menurunkan atlet lainnya di Kanada.

Menampilkan atlet lain untuk mendampingi Susyana, menurut Ngatino, tidak lain agar prestasi yang dimiliki juga mengalami kemajuan. Seperti halnya Lindswel yang pernah masuk urutan enam besar di kejuaraan dunia di Beijing tahun 2008. Begitu juga dengan atlet nomor taulho lainnya seperti, Harijanto, Fredi, David H dan Charles S. Adapun atlet dari nomor sansho, tercatat Zulfahmi, Gunawan, dan beberapa atlet lainnya yang digodok dalam Pelatnas SEA Games.

Menurunkan atlet nasional di kejuaraan dunia, katanya, dapat dijadikan pelajaran berharga sepulangnya ke tanah air karena sebagian besar atlet yang ditampilkan di Kanada itu merupakan atlet yang digodok dalam Program Atlet Andalan (PAL) maupun Pelatnas Mini.

"Saya berharap atlet yang tampil di kejuaraan dunia mampu meraih sukses. Dengan harapan saat diterjunkan di SEA Games XXV di Laos, Desember mendatang mampu menyuguhkan medali emas bagi Indonesia," katanya. Tradisi emas itu harus dipertahankan dengan jalan mempersiapkan atlet seoptimal mungkin dengan memberikan latihan ujicoba di berbagai event internasional. [adm/tvone]

Selengkapnya...

Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Banyak hal yang dilakukan selebritis untuk menunggu waktu berbuka. Mantan penyanyi cilik Sherina bahkan menyempatkan diri untuk berlatih wushu sambil menunggu berbuka puasa.

"Aku olahraga, yang pastinya aku wushu sambil menunggu buka puasa. Ya bisa dibilang ngabuburit gitu deh," ujar pemilik nama asli Sherina Munaf ini, di stasiun televisi RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu 23 Agustus 2009.

Dibulan Puasa ini , Sherina tetap menjalani pola hidup sehatnya seperti hari biasanya. Dengan makan dan olahraga yang teratur. Jus wortel, kencur, kunyit dicampur susu kedelai. Jadi menu favorit Sherina selama puasa.

Dia juga menuturkan, bahwa dirinya lebih memilih mengkonsumsi bahan-bahan alami dan tradisional untuk kebutuhan tubuhnya.

"Ya, aku enggak pakai obat. Aku hanya mengonsumsi buah-buahan, kunyit, jahe, kencur, air putih. Jadi, lebih efektif aja," ujar dara kelahiran Bandung, 11 Juni 1990 itu.

Menurut Sherina, berobat lebih berisiko, seluruh kiat sehat itu dia tahu dari keluarga dan dari membaca. [adm/tvone]
Selengkapnya...

Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Jakarta - Cabang karate dan wushu menyumbangkan medali terakhir bagi kontingen Indonesia di "Asian Martial Arts Games I" (AMAG) di Bangkok, Thailand, Sabtu.

Karateka Hendro Salim menjadi penyumbang medali terakhir setelah dia di final dikalahkan Ryosuke Shimizu 1-4 dari Jepang pada pertandingan di kelas kumite putra -84 kg di Indoor Stadium Huamark Sport Authority, Bangkok.

Setelah wushu menyumbangkan medali perunggu, kontingen Indonesia yang mengikuti lima cabang olahraga pada event ini akhirnya mengantongi lima medali emas, enam perak dan lima perunggu.

Karateka Jepang menguasai hari terakhir karate dengan meraih dua medali emas, satu lainnya melalui Sayuri Maejima yang menjinakkan Chan Ka dari Hong Kong dengan skor 8-3 di final kelas 61 kg kumite putri.

China meraih sisa medali emas di 84 kg kumite putra setelah Li Peng menundukkan Khalid Khalidov dari Kazakhstan 3-1.

Hari terakhir karate menyediakan sisa tiga medali emas dari 10 emas keseluruhan yang diperebutkan.

Dari keseluruhan pertandingan yang berlangsung sejak 1 Agustus lalu dan akan ditutup Minggu (9/8), tuan rumah Thailand tampil sebagai juara umum dengan meraih 54 keping medali terdiri atas 21 medali emas, 16 perak dan 17 perunggu.

Manajer Tim Karate Indonesia, Djafar Djantang melalui telefon internasional mengatakan, Hendro tidak bisa lepas dari tekanan saat bertanding di final melawan karateka Jepang yang pada hari terakhir meraih dua medali emas.

"Hendro memang terlihat takut berbuat salah. Saat bermain tadi dia lebih memilih menunggu menyerang. Seharusnya dia bermain all-out. Shimizu sebenarnya lebih suka menunggu dan baru menyerang saat posisi lawan melayang," ujarnya.

Hendro memulai perburuan medali dari babak perempatfinal karena mendapat wild card. Hendro kemudian menang telak 10-2 menghadapi karateka Kuwait Ahmad Aldousari, dan tiket final diraihnya setelah menundukkan Gang Qu dari China dengan skor 6-2.

Djafar mengatakan, pada pertandingan final Hendro memang terlihat kurang fokus. Kondisinya semakin kritis karena waktunya juga hampir habis.

"Tapi hasil ini sudah bagus karena persaingannya sangat ketat,? ujar Djafar Djantang.

Sementara wushu menambah medali perunggu melalui Moria Manalu setelah ditaklukkan Hua Zhang dari China 0-2 di kelas sanshou 56 kg.

Manajer Tim Wushu Lambertus mengatakan, dalam pertandingan itu atletnya sempat dicurangi ketika serangan yang berbuah angka tidak dihitung, namun ia tak melakukan protes.

"Kami sudah merekam semua pertandingan. Setelah sampai di Jakarta, kami akan putar ulang sambil diamati. Secara umum, teknik bertanding perlu variasi. Kami juga akan memperbaiki mental atlet untuk persiapan ke arena SEA Games nanti," ujarnya. [adm/antara]
Selengkapnya...

Rabu, 26 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   5 komentar:

Perguruan Wushu Gerak Naga mengucapkan selamat dan sukses kepada para anggota yang menjadi sarjana dan wisudawan Universitas Indonesia:

Reza Baizuri, S.E
Slamet Riyadi, S.Hum
Sigit Nugroho, S.KM

Semoga ilmu yang telah dipelajari dapat menjadi keberkahan dan berguna bagi agama, masyarakat, bangsa, dan negara

"LEARN, MASTER AND ACHIEVE!!!" (Bruce Lee) Selengkapnya...

Kamis, 20 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Marhaban ya Ramadhan


Selamat menunaikan ibadah puasa!

Dalam rangka menghormati bulan Ramadhan, Wushu Gerak Naga selama bulan Ramadhan akan latihan sepekan sekali pada:

Hari Minggu, pukul 16.00 s.d. 10 menit sebelum Adzan, di Kampus D Gunadarma, Pondok Cina.

Be there or be blessed!
Selengkapnya...

Selasa, 11 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   1 comment

Everybody is Kung Fu Fighting
Your mind becomes fast as lightning
Although the future is a little bit fright'ning
It's the book of your life that you're writing

You're a diamond in the rough
A brilliant ball of clay
You could be a work of art
If you just go all the way
Now what would it take to break
I believe that you can bend
Not only do you have to fight
But you have got to win

Oooooouuhhh

You are a natural
Why is it so hard to see
Maybe it's just because
You keep on looking at me
The journey's a lonely one
So much more than we know
But sometïmes you've got to go
Go on and be your own hero
Selengkapnya...

Sabtu, 08 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   2 komentar:

Liputan6.com, Huangsan: Cina menggelar sebuah turnamen Wushu selama akhir pekan di Pegunungan Kuning, Huangsan, Provinsi Anhui, sebelah timur Cina, belum lama ini. Tidak seperti turnamen Wushu sebelumnya, Turnamen Asosiasi Master Wushu (WMA) yang untuk pertama kalinya digelar ini, lebih banyak mempertandingkan duel ketimbang kesempurnaan gerak.

Alhasil, beberapa atlet gagal mempertunjukkan jurus-jurus cantik dan lebih memikirkan bagaimana caranya untuk mengkandaskan lawan. Siasat ini sengaja dilakukan Cina yang menginginkan cabang olah raga tradisional mereka untuk dipertandingkan di Olimpiade.

Sebanyak enam tim Wushu dari seluruh penjuru Cina pun ikut serta dalam kejuaran yang juga disebut sebagai Liga Wushu. Poin dalam pertandingan diperoleh berdasarkan 30 gerakan tradisional Wushu. Kedua atlet yang bertanding dilarang menggunakan sarung tangan dan mengincar kepala.

Hingga saat ini, Wushu masih dipandang sebagai cabang olahraga yang mengedepankan sisi keindahan gerak ketimbang duel. Saat ini, lebih dari 80 juta penduduk Cina bisa mempraktekkan jurus-jurus Wushu. Cina berharap, olahraga tradisional mereka mampu meraih status seperti Taekwondo yang bersal dari Korea dan Judo yang berasal dari Jepang untuk dipertandingkan di ajang Olimpiade.
Selengkapnya...

Kamis, 06 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Liputan6.com, Kaoshiung: Indonesia harus puas meraih medali perunggu dari cabang wushu melalui atlet Susyana Tjhan yang berlaga di kategori changquan putri, pada kejuaran World Games 2009 di Kaoshiung, Taiwan, Kamis (23/7). Medali emas dan perak masing-masing menjadi milik atlet Rusia, Daria Tarasova dan Vu Tra My asal Vietnam.

Sementara itu, Cina terlihat mendominasi kemenangan di cabang renang sirip. Ini merupakan cabang olahraga dimana para atlet berenang menggunakan sirip karet dan snorkel untuk mencapai titik finis. Di kategori 50 meter putri renang sirip, Zhu Baozhen mencatat waktu tercepat 15,1 detik disusul rekan senegaranya Xu Huanshan di posisi kedua, dan Yana Kasimova asal Rusia di posisi ketiga.

Sedangkan di 100 meter putra, lagi-lagi atlet Cina meraih medali emas. Miao Jing Wei berhasil menang dengan catatan waktu 35,95 detik. Sementara medali perak dan perunggu masing-masing menjadi milik Dmytro Sydorenko asal Ukraina, dan Andrea Nava asal Italia.

Cina lagi-lagi menyorot perhatian dengan kemenangannya dalam lomba rintangan 200 meter putri. Atlet Ling Yu berhasil memperoleh medali emas dengan catatan waktu 2 menit 8,11 detik, mengalahkan rekan senegaranya Yang Jie Qiao dan Yang Chin Kuei asal Taiwan. Untuk kategori putra, Zhang En Jian yang juga dari Cina berhasil menambah perolehan emas Cina. Zhang bahkan memecahkan rekor dunia dengan mencatat waktu tercepat 55,01 detik. Saingannya Federico Pinotti asal Italia, dan Benjamin Bilski asal Jerman hanya mampu berpuas hati dengan perolehan medali perak dan perunggu.

Kejuaraan World Games berlangsung sejak 17 Juli 2009 lalu. Posisi teratas klasemen sementara ini masih diungguli Rusia dengan perolehan total 11 medali emas. Sedangkan Cina berada di posisi kedua dengan total 10 medali emas, dan Prancis di tempat ketiga dengan delapan emas. World Games adalah ajang yang mempertandingkan olahraga non-cabang pertandingan Olimpiade.

Selengkapnya...

 
Blogger Template By Lawnydesignz