Selasa, 22 Desember 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments


Selamat dan Sukses!

kepada Errenaldo Sandika yang telah meraih Medali Perak pada Pertandingan Sanshou kelas 48 kg di Pekan Olah Raga DKI Jakarta 2009

Qong Xi! Qong Xi!


Ini merupakan pertandingan perdana yang Bung Edo ikuti, selanjutnya berusahalah lebih keras! Jia Yo!
Selengkapnya...

Rabu, 16 Desember 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments




Atlet Wushu Indonesia Susyana Tjhan menjaga penampilannya saat berlaga di nomor Changquan putri dan menyumbang medali emas di Lao Itecc Selasa (15/12).

Keyakinan Ketua Umum PB WI Master Supandi Kusuma akan torehan medali emas dari cabang olahraga yang dipimpinnya ini untuk kontingen Indonesia di SEA Games XXV/2009 Laos menjadi kenyataan.

Adalah Susyana Tjhan yang mewujudkan torehan medali emas tersebut. Mantan peraih medali perak Asian Games Qatar 2006 ini, pada lomba di Gedung Lao ITECC, Selasa (15/12) kembali menjadi yang terbaik di nomor Changquan putri setelah mendapat nilai 9,69.

Sehari sebelumnya, di nomor Jianshu ia memperoleh nilai 9.68. Gabungan nilai dari kedua nomor ini menjadikannya mengumpulkan total nilai 19.37. Tempat kedua nomor gabungan Jianshu dan Changquan putri ini, diduduki atlet Myanmar San Di Ho total nilai 1927 dan urutan ketiga Fong Chui Teng (Malaysia) total nilai 19.03. Sementara saingan terberat Susyana, Vu Tra My (Vietnam) justru terlempar dari enam besar. Vu justru terlempar ke urutan delapan.

Vu pada lomba nomor Jianshu sebenarnya berada di tempat kedua di bawah Susyana dengan nilai 9.67. Karenanya pada nomor Changquan ia coba meraih nilai lebih baik. Tapi tekadnya yang besar tadi justru menjadi bumerang. Saat melakoni lomba, ia melakukan kesalahan hingga sempat terjatuh sehingga poin yang didapatnya pun hanya 8.75 atau total 18.42.

Jatuhnya nilai Vu, coba ditutupi oleh rekannya Duong Thuy Vi yang tampil sebagai peserta kesembilan atau pamungkas di nomor Changquan. Namun diduga karena terlalu terburu-buru, gerakan terutama yang sifatnya lompatan kurang mulus. Ia mendapat poin 9.37 atau total 18.93 dan harus puas di tempat ketujuh.

Sukses Susyana disambut penuh sukacita oleh Ketua Umum Master Supandi Kusuma serta Tim Manajer Eisen Gauw serta seluruh atlet dan ofisial. Namun karena upacara pemenang baru akan dilakukan, Rabu (16/12), maka torehan medali ini belum masuk dalam daftar kontingen Indonesia.

|“Hasil ini cukup menggembirakan. Tapi kita tidak boleh terbuai. Keinginan kita minimal meraih dua medali emas,” ujar Master Supandi Kusuma. “Ya, kalau kalau boleh dikatakan, kita masih punya hutang satu medali emas lagi, sebab sejak awal kita menargetkan meraih dua medali emas,” tambah Tim Manajer Eisen Gauw. Master Supandi berharap, medali emas Susyana menjadi motivasi bagi pewushu-pewushu Indonesia lainnya untuk meraih prestasi serupa.

Masih Terbuka

Dijelaskan, peluang menambah pundi medali emas masih terbuka melalui Heriyanto, Lindswell maupun Aldi Lukman yang seluruhnya adalah binaan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI) Sumut.
Heriyanto pada laga Selasa kemarin menempati peringkat dua nomor Nanguan setelah mendapat nilai 9.65. Sementara peringkat pertama diduduki Pham Quoc Khanh dari Vietnam (9.70), dan urutan ketiga Soe Kyaw asal Myanmar (9.62), disusul Chea Peng Heng Kevan dari Malaysia (9.61). Sementara pewushu asal Sumut lainya yang turun di nomor ini, Johannes Bie sementara menempati peringkat kelima dengan nilai 9.60.

“Peluang Heriyanto masih terbuka, asal ia bisa tampil maksimal di nomor Nanguan akan dipertandingkan Rabu (16/12),” jelas Master Supandi. Pelatih Chen Weng Fu dan Sandri Liong juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, pada nomor Nanguan kemarin Heriyanto sudah tampil baik. Dan ia berharap, pada nomor Nangun nanti anak didiknya itu bisa bermain lebih tenang, sehingga meraih poin lebih maksimal.

Demikian pula halnya dengan Lindswell, yang Selasa kemarin turun di nomor Taijijian. Pewushu asal Sumut ini pada laga nomor Taijijian Selasa kemarin menempati tempat ketiga setelah mendapat nilai 9.60. Sementara urutan pertama ditempati saingan terberatnya asal Malaysia Chai Fong Ying (9.66). Tempat kedua Wilai Ratanawongsaro dari Thailand nilai sama dengan Lindswell, 9.60.
Kans meraih medali juga ada pada Aldi Lukman yang hari ini akan turun di nomor Gunshu putra. Diakui, persaingan di nomor gabungan Changquan dan Gunshu cukup ketat.

Aldi pada laga Changquan putra Senin kemarin menempati peringkat dua dengan nilai 9.69 atau hanya selisih 0.01 dari atlet Malaysia Ang Eng Chong. Sementara tempat ketiga Ng Say Yoke juga hanya kalah 0.01 poin dari Aldi. Karenanya, laga di nomor Gunshu Rabu pagi ini dipastikan berlangsung seru.

Sanshou Dua Final

Selain dari nomor Taolu, kans menambah pundi medali emas juga terbuka dari nomor sanshou menyusul lolosnya Zulfahmi Fitra Kelas 48 Kg dan Junaidi Sukamto Rahmat (Kelas 60 Kg) ke final.
Zulfahmi berhak tampil di final melawan Tran Van Kien setelah pada semifinal Selasa kemarin menang WO atas Sengthavyxay Chanthasone (Laos). Pesanshou tuan rumah tidak muncul di atas matras karena masih menderita cedera, sebelum dinyatakan menang diskualifikasi dari Tom Suepsangaat (Thailand) di perempatfinal.

Sedangkan Junaidi tampil memukau menang 2-1 atas pesanshou Myanmar Wai Lin Oo. Di final ia akan berhadapan dengan Bouapha Valasith yang kemarin menang 2-0 atas Labador Denver dari Pilipina. Indonesia masih menyisakan dua pesanshou di babak semifinal yang akan bertanding Rabu hari ini,yaitu Friska Ria Wibowo (Kelas 45 Kg putri) dan Gunawan (Kelas 52 Kg putra)

SUMBER : http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=37878:wushu-sumbang-medali-emas&catid=3:nasional&Itemid=128
Selengkapnya...

Minggu, 25 Oktober 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   1 comment



Mulai tanggal 1/9/09, umat Islam seluruh dunia dapat searching di internet secara aman tanpa menemukan konten internet yang "Haram" menurut syariat Islam. Mesin pencari, ImHalal.com hanya akan mengambil hasil pencarian yang ditandai sebagai "halal".

"Tujuan utama kami adalah untuk menjadi nomor satu situs web di setiap Muslim di rumah," Reza Sardeha, pendiri ImHalal.com, kepada The Media Line.

Sementara penggunaan internet meningkat dengan cepat di Timur Tengah dan Afrika Utara selama beberapa tahun terakhir, banyak pengguna potensial yang kini telah menjauh karena konten yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Mesin pencari itu tidak akan memberikan hasil yang dianggap haram, dilarang, dan hanya menunjukkan permintaan hasil yang halal, disetujui, di bawah hukum agama Islam.

Mesin pencari ini menggunakan berbagai teknik untuk menentukan hasil pencarian yang mana yang seharusnya dikeluarkan "halal" atau "haram". Sekali pengguna memasukan keyword dengan konten yang eksplisit mengarah ke konten "haram", maka mesin pencari ini akan kembali dengan sebuah pesan negatif yang berbunyi "Oops! Your search inquiry has a Haram level of 3 out of 3! I would like to advise you to change your search terms and try again."

Pendiri ImHalal.com, Reza Sardeha mengatakan bahwa dia memperoleh gagasan membuat website ini setelah dia dan kawannya berselancar di mesin pencari saat mencari konten-konten yang lebih spesifik pada mesin pencari konvensional seperti Yahoo! dan Google.

"Pertama, kami telah mem-blok seluruh konten yang secara eksplisit bermuatan seksual. Untuk itu, sebelumnya kami juga telah berdiskusi dengan beberapa Imam (ulama) untuk menentukan mana yang haram sehingga harus diblok." demikian pernyataan Reza Sardeha sebagaimana dikutip dari Jerussalem Post.

Filter yang dipakai bersifat statis tetapi terdiri dari tiga lapisan yang berbeda yang berfungsi untuk memberikan pengguna sebuah mesin pencari yang sebaik mungkin.

"Imhalal bukan diktator atau sensor situs web, kami ingin orang-orang dapat melanjutkan pencarian online mereka," komentar Sardeha.

"Jika Anda mengetik sebuah istilah pencarian yang tingkat satu atau tingkat dua haram, user masih memiliki kesempatan untuk melanjutkan jika ia benar-benar yakin bahwa istilah pencarian akan memiliki hasil yang halal. Tetapi jika hasilnya adalah tiga dari tiga maka tidak ada hasil yang akan ditampilkan oleh Imhalal.com," Sardeha menjelaskan sebagaimana dikutip dari The Media Line.

Beberapa tahun terakhir umat Islam menjadi sangat aktif berselancar di Internet. Kurangnya mesin pencari bagi umat Islam yang dapat dipertanggung jawabkan untuk dapat melanjutkan kegiatan online umat Islam - menginspirasi ImHalal.com masuk ke pasar mesin pencari.

Situs ini menawarkan berbagai fungsi yang dikembangkan secara khusus untuk meningkatkan performa pengguna internet dalam melakukan pencarian. Selain memfokuskan diri untuk menjadi mesin pencari terbesar bagi Islam, ImHalal.com juga bertujuan untuk memberikan produk pencarian terbaik.

ImHalal.com adalah layanan search engine yang diluncurkan oleh AZS Media Group yang mengkhususkan diri dalam mengeluarkan produk-produk layanan yang akan membentuk lanskap online menjadi lebih maju dan menjadi media sosial.

Pemikiran Reza cukup maju. Ia berencana membangun produk-produk IT lainnya untuk kebutuhan muslim.

"Dalam waktu sebulan itu kami berharap untuk menambahkan widget Islam seperti waktu sholat sehingga Anda dapat dengan mudah mengetahui kapan harus sholat atau ketika anda datang ke situs web Anda akan melihat sebuah kutipan dari Al Qur'an. Kami adalah pemasar produk-produk rumah tangga Muslim," ungkapnya.

To visit the site, click here. http://www.imhalal.com/ (muslimdaily/bbs)
Selengkapnya...

Selasa, 08 September 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Yang dimaksud dengan "Sastra dapat menentramkan negara tetangga, wushu dapat menentramkan nusa bangsa", Wushu Tiongkok sudah eksis sejak zaman kuno, belakangan ini terkesan terjerumus ke dalam krisis show akrobatik.

Untungnya Kompetisi Akbar Wushu Tionghoa Seluruh Dunia diselenggara tak lama lagi, beberapa tokoh pakar ilmu silat berkumpul di Taipei, Taiwan sedang bertukar pikiran tentang kemuliaan Wushu tradisional.

Kompetisi Akbar Wushu Tionghoa Seluruh Dunia 2009 yang lama dinanti-nantikan bakal diselenggarakan Oktober mendatang oleh NTDTV (New Tang Dynasty Television). Babak penyisihan telah berlangsung telah berlangsung dengan sukses di berbagai tempat.

Babak penyisihan di Asia Pasifik kali ini, berlangsung 1 Agustus lalu, di GOR sekolah menengah Mingde - Taipei.

Chen Hong sebagai guru pembina yang tahun lalu memimpin timnya ikut kompetisi dan menyabet medali emas, tahun ini diundang untuk menjadi juri Babak penyisihan untuk wilayah Asia Pasifik. Ia baru kali pertama mengunjungi Taiwan, meluangkan waktunya untuk wawancara. Dengan antusias menuturkan pengalamannya selama 20 tahun melatih Wushu dan harapannya terhadap kompetisi kali ini.

Wushu pancarkan cahaya kemilau

Meski usia Chen Hong mendekati 50, namun wajahnya masih terlihat muda dan lincah, seperti baru tiga puluhan atau barangkali berkat telah lama berlatih Wushu, juga melatih grup anak-anak.

Ia adalah penduduk Hong Kong, saat berusia 10 tahun lebih meninggalkan kampung halaman merantau ke Boston-AS, dan tinggal di rumah pamannya yang memiliki sasana latihan Wushu.

Kala itu sedang demam film Bruce Lee. Sasana Wushu milik pamannya ikut terimbas popularitas tersebut dan ketika dibuka sudah langsung serentak membuka di beberapa tempat, maka Chen Hong menekuni belajar Wushu di sana.

Ia tidak membatasi dirinya pada aliran tertentu saja, kemudian ia mengisi mata pelajaran Wushu di sekolah Tionghoa. Selama 20 tahunan ini, murid-murid yang telah ia latih mencapai beberapa ratus orang.

Dibandingkan dengan berbagai daerah di dunia, minat orang Tionghoa AS yang mempelajari Wushu sangat tinggi. "Wushu sangat diminati di AS, setiap bulan dan setiap minggu, di berbagai tempat AS selalu ada kompetisi Wushu. Pada awalnya lebih mengutamakan Taekwondo dan Karate, namun kemudian Wushu Tiongkok menjadi acara paling populer."

"Oleh karena para orang tua menghendaki anak-anak mereka bersentuhan dengan kebudayaan Tiongkok, belajar kaligrafi dan Wushu. Selain itu orang AS sangat mementingkan keahlian, mereka berpendapat Anda telah mempelajari Wushu, dan memperoleh medali emas, itu adalah ketrampilan khusus, maka untuk mencari pekerjaan dan mendaftar ke sekolah sangat diminati."

Chen Hong dengan bangga mengatakan, Zhao Yun peraih medali emas tahun lalu adalah anak didiknya. Tak sampai beberapa tahun, murid kebanggaannya itu telah malang melintang di berbagai kejuaraan besar maupun kecil. Ia telah menyabet 40 lebih medali emas.

Karena berbagai kompetisi di AS cukup banyak, seperti Tinju Selatan, Tinju Cai Li Fu, senjata tombak, senjata pendek, Tai Ji Quan dan lain-lain, setelah mendalami salah satu aliran dan asalkan gerakan dasarnya bagus, mudah bagi mereka untuk mengombinasikannya.

Merebut medali pada saat kompetisi bukan lagi hal sulit. Pernah ada seorang muridnya dalam suatu kompetisi, berhasil membuat rekor dengan menyabet 7 buah medali sekaligus dalam satu hari, membuat orang berdecak kagum.

"Yang paling krusial akar bakat orang tersebut harus baik, berkualitas, sejak lahir tubuh yang berbakat diincar para ahli Wushu, sangat lentur, juga pandai, satu metode jurus, orang lain harus belajar beberapa hari, ia hanya butuh setengah jam. Apapun akan saya ajarkan kepadanya, asalkan bisa berhasil maka saya akan melatihnya, yang ia pelajari sangat banyak, ia sudah bisa buka sasana Wushunya sendiri."

Wushu: inti hakikat bangsa Tionghoa

Salah seorang pakar Wushu yang tak mau disebut namanya mengatakan, "Wushu Tiongkok sebetulnya adalah kelanjutan dari teknik bertempur tingkat tinggi, ia salah satu perangkat budaya Tionghoa. Dahulu kala para penyair dan sastrawan terkenal semua menguasai Wushu dengan baik."

"Coba lihat sewaktu Khonghucu mendidik para muridnya juga terdapat kurikulum Wushu, sedangkan patung Khonghucu selalu membawa pedang. Penyair besar Li Bai (baca: li pai) juga gemar berkelana sebagai pendekar, juga mendalami ilmu pedang. Orang yang belajar Wushu meski tingkat pendidikannya tidak tinggi, tetapi tutur kata dan pikirannya sangat tulus, sangat beradab."

"Dengan mempelajari Wushu, daya penyerapan dalam mempelajari kebudayaan Tionghoa bisa sangat kuat, seperti memperhatikan tata krama dan senioritas dari hirarki, sangat menghormati orang tua dan guru serta menyayangi anak kecil, itu adalah wajar saja, mengikuti guru bisa belajar hal-hal seperti itu. Sejak zaman dulu dalam pewarisan Wushu, ada banyak murid yang lebih unggul dari gurunya, tetapi murid selalu menghormati sang guru, memiliki semacam hubungan norma dan perasaan sentimental terhadap guru, secara tak nampak telah menjadi kekuatan yang menentramkan masyarakat."

Selanjutnya pakar wushu tersebut menyatakan, "Wushu bisa membatasi dan mewarnai seseorang, seperti ketika seseorang belajar Wushu dimulai dengan berlatih kuda-kuda, sebelum ada aba-aba dari guru, ia tak akan bergerak, begitulah cara membatasinya."

Wushu-Tiongkok tak peduli aliran apa pun harus ditempa dulu latihan dasarnya. Dahulu ada suatu pepatah yang mengatakan, "Orang yang berlatih Wushu jika dipukul adalah wajar, tetapi membiarkan orang lain memukulnya adalah tidak wajar. Orang yang berlatih Wushu tidak sembarangan menunjukkan kebolehannya."

Wushu-Tionghoa bila dibandingkan dengan teknik berkelahi bangsa lain ialah, wushu berakar di dalam kebudayaan, bukan berakar pada perkelahian itu sendiri. Orang yang berlatih Wushu walaupun pendidikannya tidak tinggi, tetapi yang berlatih Wushu setelah berlatih dalam kurun waktu tertentu, terlihat mereka mempunyai taraf kecakapan yang tinggi, seperti pernah mendapat pendidikan yang sangat lama, karena ilmu bela diri dari Tiongkok merupakan suatu kebudayaan yang kuno.

"Meskipun Wushu berakar pada kebudayaan, bukan untuk berkelahi, tetapi teknik tempurnya tidak bisa dianggap enteng, seorang manula yang berilmu tinggi bisa menghadang banyak lawan; seorang perempuan yang terlihat lemah (yang menguasai ilmu tersebut) juga memiliki daya mematikan, ini lantaran wushu bukan melatih "kekuatan otot", melainkan melatih "kekuatan dari dalam".

Chenhong juga mengatakan, "Pertandingan Wushu yang benar-benar, jika harus berduel dapat sangat berbahaya, tidak seperti anggar atau tinju dari barat serta pertandingan yang lainnya, mengenakan baju pelindung sudah cukup untuk mengantisipasi terluka. Wushu dari Tiongkok yang sebenarnya kekuatannya sangat dahsyat, daya mematikannya sangat besar, tetapi dari permukaan Anda tidak akan dapat melihatnya, jika dipertunjukkan sepertinya sangat indah, seperti dua orang yang sedang menari, akan tetapi semua jurus yang dikeluarkannya itu mematikan."

"Wushu dari Tiongkok juga tidak seperti teknik pertarungan yang lain, beringas dan galak, kekuatan tidak ditunjukkan, tetapi begitu bertanding sangat mudah membuat peserta terluka, dewasa ini masih tidak menemukan satu cara pertandingan yang bisa menjamin keselamatan dari pesertanya."

alt

Para murid kesayangan guru kenamaan Chen Hong (belakang tengah) di dalam kompetisi sering menggondol medali dan piala. (NEW EPOCH WEEKLY MAGAZINE)

Belajar Wushu banyak manfaatnya

Membicarakan manfaat anak-anak belajar Wushu, Chen Hong mengatakan, "Bisa membuat percaya diri." Dia menyinggung mereka yang baru berlatih saat hendak pentas untuk kali pertama mungkin bisa ketakutan hingga wajah jadi hijau, badan bergemetaran, tetapi setelah mengalami pelatihan yang berulang-ulang maka akan merasakan perubahan nyata dari murid itu, "Pada mulanya murid itu tidak mempunyai kepercayaan diri, mungkin akan memegang erat kaki orang tuanya tidak mau pentas, didorong keluar pun dia masih tidak mau. Tetapi setelah belajar pada akhirnya seluruhnya berubah, sudah memiliki gaya dan gagah sekali."

Banyak orang beranggapan orang yang belajar silat tidak cerdas dan tidak bisa meningkatkan IQ, sebetulnya tidaklah demikian. Chen Hong mengatakan, "Belajar Wushu bukan hanya mengandalkan pelatihan pukulan dan tendangan, juga harus memutar otak, menghafalkan kata kunci, mengingat jurus; apabila tidak telaten, tentu tak akan tahan, dengan sendirinya akan hengkang. Apabila ada anak jalanan yang khusus ingin menggunakannya untuk berkelahi, belum lama berlatih otomatis akan pergi karena tak betah. Saya kenal orang-orang di dalam sasana, kebanyakan bersifat tekun, sangat intelek; di sasana Wushu tidak ada orang jahat."

Chen Hong mengatakan ia memiliki seorang murid di AS, awal belajar posisi berdiri pun tidak bisa, juga tidak mengerti cara menggunakan kekuatan pada tubuh, keluarganya juga tidak bisa mengajarkannya hal ini, secara keseluruhan dia menampakkan keadaan yang tidak stabil. Setelah belajar dalam jangka waktu tertentu, secara keseluruhan ia mengalami perubahan, juga jadi lebih berkepribadian.

Tetapi Chen Hong juga mengeluh dan mengakui Wushu tradisional tidak bisa dikuasai dalam waktu singkat, "Sekarang banyak orang lebih memilih bermain basket dan tenis meja. Karena Wushu adalah semacam kultivasi, harus berani menderita. Orang zaman sekarang beda dengan dahulu, Anda menyuruhnya menderita, ia belum tentu bisa tahan."

Seorang pakar Wushu lainnya lagi menimpali, "Orang yang belajar bela diri punya percaya diri dan tak gampang marah. Orang-orang yang berlatih teknik bela diri, berlatih dengan karung pasir, menghantam dan menyerang. Ketika Anda tak henti menggebuki sand sack tersebut apakah yang Anda pikirkan? Materi yang dipancarkan (dari otak) tidak bagus. Ketika saya kecil, guru saya selamanya tidak melatih saya seperti itu (memikirkan musuh imajiner)."

Di situlah perbedaan Wushu dengan teknik bela diri lainnya, tak heran pendekar yang berilmu tinggi memiliki semacam sikap ksatria yang santun.

Ahli Wushu ini berkata, "Pengaruh Wushu adalah untuk seumur hidup. Setelah belajar Wushu, kita bisa serasa diasimilasi oleh budaya semacam itu, refleksi terhadap orang lain juga berbeda. Misalnya ada orang yang memegang tangan Anda, umumnya orang jadi kelabakan, perhatiannya semua ditujukan pada tangan yang terpegang, semakin tidak mudah untuk melepaskannya. Tetapi jika orang tersebut pernah berlatih Wushu, segera mengerti bagaimana menyerang kelemahan lawan, membuat lawan langsung terserang."

Wushu menanti untuk dikembangkan

Wushu Tiongkok berusia sangat panjang, namun sedang menghadapi krisis musnah. Karena senam dan akrobat telah dimasukkan ke dalam inti Wushu tradisional, sehingga Wushu berubah menjadi cakue besar.

Di dalam wawancara, pakar wushu tersebut berkata, "Karena Wushu adalah sebuah kebudayaan kuno, dahulu kitab Wushu ditulis dalam bahasa kuno, sedangkan Wushu juga harus melalui pemahaman pribadi. Ada yang suka keras, ada yang condong lunak, ada yang keras dan lunak seimbang, setiap orang bakatnya berbeda, maka itu masih harus melalui pewarisan dan pelatihan dari guru baru betul. Semakin tua sang guru, pengalamannya semakin mendalam. Pemahamannya tentang wushu tentu melebihi orang muda. Di saat kita berlatih, harus menggali dengan jelas setiap aliran itu, jangan seperti sekarang ini gado-gado. Tentu Anda bisa saja belajar Bagua, Taichi, Shaolin dan lain-lain, tetapi tak dapat dicampur-adukkan. Kebudayaan Tiongkok dengan kebudayaan Barat tentu berbeda."

"18 macam senjata tradisional wushu sangat bagus dipandang. Tetapi banyak orang merasa tanpa panggung, percuma saja. Itulah mengapa melalui kompetisi ini, mereka bisa membuatnya lebih berjaya. Kini NTD menghimbau lagi, saya kira jasanya ini sangat besar."

"Saya kira jika NTD terus mempertahankan untuk membesarkannya, ini adalah sangat terpuji, saya ketika masih kecil menganggap Wushu paling bagus ditonton, begitu perayaan tahun baru tiba, Wushu adalah pertunjukan yang paling populer, tetapi orang sekarang sudah tidak menggemarinya lagi karena pertandingan setiap pertandingan diberi aturan ini dan itu, sudah tentu membuatnya tidak enak ditonton."

"Wushu sudah mencapai puncaknya, seperti melukis kaligrafi tidak bisa mengungguli Dinasti Jin, menulis syair tidak bisa menandingi Dinasti Tang, menulis sajak tidak bisa menyamai Dinasti Song, setiap dinasti memiliki masa puncaknya masing-masing, maka itu saya kira kita tetap bisa mewariskan untuk seterusnya, itu paling baik, bisa atau tidak semuanya tergantung upaya kegigihan kita.." [admin/TheEpochTimes]

Selengkapnya...

Senin, 07 September 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   3 komentar:


Video ini dipersembahkan oleh Maldalias Mayusra Chaniago dan dipersembahkan untuk Keluarga Besar Wushu Gerak Naga
Sebagai sebuah cinderamata atas semua kenangan indah yang pernah dilewati bersama,
pada setiap keringat yang membasahi, pada setiap tetes darah.

Selengkapnya...

Senin, 31 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   8 komentar:

Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya. Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Alah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. [adm/sumber]
Selengkapnya...

Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Jakarta - Memberikan pengalaman tanding pada atlet yang ditempa dalam Program Atlet Andalan (PAL) dan Pelatnas mini, PB WI menurunkan 20 atletnya ke kejuaraan dunia di Kanada, 20-26 Oktober mendatang. "20 atlet yang ditampilkan di Kanada, 10 datang dari nomor sansho dan selebihnya adalah atlet nomor taolu yang kini berlatih di Medan, Yogyakarta, Kaltim dan Surabaya,"Sekjen PB WI Ngatino di Jakarta, Minggu. Atlet taolu yang berlatih di Medan seperti halnya Susyana, Lindswel, Fredi dan Charlie. Begitu juga dengan Ivana yang kini melakukan latihan intensif di Yogyakarta.

Begitu juga atlet sansho yang ditempa di Kaltim dan Surabaya. Tampilnya 20 atlet di kejuaraan dunia di Kanada, katanya mempunyai hubungan erat dengan persiapan atlet menuju SEA Games XXV Laos, Desember mendatang. Dengan harapan di multi event dua tahunan ASEAN atlet wushu nasional menyumbangkan medali emas.

Untuk mempertahankan tradisi meraih medali emas di SEA Games, PB WI terus melakukan terobosan dengan menurunkan para atletnya di event internasional. Karena melalui pengalaman tanding itulah merupakan modal bagi atlet tampil dalam pertandingan. Memiliki pengalaman tanding di event yang levelnya lebih tinggi seperti kejuaraan dunia tidak membuat atlet cepat puas diri. Para atlet tentunya akan berpacu mempersiapkan prestasinya semaksimal mungkin dalam latihan. Tampil di kejuaraan dunia sudah tentu lawan yang dihadapinya memiliki prestasi optimal dengan persiapan yang maksimal pula. Hal itu yang diharapkan memacu atlet dalam Pelatnas sebelum dikirim ke Kanada. [adm/FINROLLNews]
Selengkapnya...

Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Atlet wushu, Lindswel memiliki target khusus tampil di kejuaraan dunia wushu senior di Kanada, pada 20-26 Oktober. "Sebagai peraih medali emas di kejuaraan dunia junior di Bali tahun 2008, atlet asal Medan ini ingin menembus prestasi dunia di kategori senior," ujar salah seorang pengurus PB Wushu Indonesia yang juga wasit wushu Internasional, Iwan Kwok di Jakarta, Sabtu.

Prestasi ditingkat junior memang tidak bisa dijadikan patokan untuk mengulang sukses di Kanada. Namun semua itu bisa dijadikan modal sebelum turun di kejuaraan dunia wushu senior nantinya.

"Saya mengakui tampil di kejuaraan dunia senior persaingan cukup ketat. Peserta yang tampil bisa mencapai 80 negara seperti di Beijing tahun 2008,"ujarnya. Sementara di kejuaraan wushu dunia junior di Bali diikuti 45 negara. Dengan begitu persaingan masih biasa saja, ketimbang tampil di Beijing pada tahun yang sama. Bahkan tingkat kesulitan jurus yang dibawakan tidak begitu rumit ketimbang di tingkat senior.

"Untuk jenjang junior jurus yang dilakukan atlet tidak diikuti dengan gerak loncatan. Namun ditingkat senior loncatan atlet dalam membawakan jurus sudah diperhitungkan dan menghasilkan nilai. Kesulitan seperti itu yang harus dipelajari pewushu Indonesia sebelum turun di Kanada,"ujar Iwan.

Iwan mengatakan, meski usia Lindswel kali ini tergolong junior (16 tahun), namun sudah mempunyai pengalaman tanding ditingkat senior saat tampil di Beijing tahun 2008 masuk ranking enam besar.

Prestasi yang dimiliki atlet asal Medan itu tinggal dipoles sedikit lagi untuk meraih prestasi dunia di Kanada nantinya. Bila hal itu memenuhi persyaratan, maka peluang menyuguhkan medali bagi atlet nasional cukup besar.

Selain Lindswel, pewushu nasional yang diturunkan dalam kejuaraan dunia nanti adalah, Ivana, Susyana di putri dan di putra adalah Heriyanto, Aldi Lukman, Fredi A dan Charli S.
Para atlet tersebut merupakan tempaan dalam Program Atlet Andalan (PAL). Tampil di kejuaraan dunia dapat dijadikan uji tanding sebelum diturunkan di SEA Games XXV Laos, Desember mendatang.

Hal itu yang membuat PB WI menurunkan atletnya seoptimal mungkin di kejuaraan dunia di Kanada. Selain atlet PAL, atlet Pelatnas mini boleh tampil di Kanada, dengan catatan berpeluang ukir prestasi bagi merah putih. [adm/analisa]
Selengkapnya...

Jumat, 28 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   1 comment

Jakarta - Sekjen PB WI Ngatino mengatakan atlet wushu Susyana diundang tampil di kejuaraan dunia wushu senior di Kanada 20-26 Oktober mendatang.

"Susyana mendapat undangan turun di kejuaraan dunia di Kanada, setelah meraih medali perunggu di Beijing tahun 2008," kata Ngatino seperti dikutip Antara, di Jakarta, Kamis. Selain menurunkan Susyana, PB WI juga akan menurunkan atlet lainnya di Kanada.

Menampilkan atlet lain untuk mendampingi Susyana, menurut Ngatino, tidak lain agar prestasi yang dimiliki juga mengalami kemajuan. Seperti halnya Lindswel yang pernah masuk urutan enam besar di kejuaraan dunia di Beijing tahun 2008. Begitu juga dengan atlet nomor taulho lainnya seperti, Harijanto, Fredi, David H dan Charles S. Adapun atlet dari nomor sansho, tercatat Zulfahmi, Gunawan, dan beberapa atlet lainnya yang digodok dalam Pelatnas SEA Games.

Menurunkan atlet nasional di kejuaraan dunia, katanya, dapat dijadikan pelajaran berharga sepulangnya ke tanah air karena sebagian besar atlet yang ditampilkan di Kanada itu merupakan atlet yang digodok dalam Program Atlet Andalan (PAL) maupun Pelatnas Mini.

"Saya berharap atlet yang tampil di kejuaraan dunia mampu meraih sukses. Dengan harapan saat diterjunkan di SEA Games XXV di Laos, Desember mendatang mampu menyuguhkan medali emas bagi Indonesia," katanya. Tradisi emas itu harus dipertahankan dengan jalan mempersiapkan atlet seoptimal mungkin dengan memberikan latihan ujicoba di berbagai event internasional. [adm/tvone]

Selengkapnya...

Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Banyak hal yang dilakukan selebritis untuk menunggu waktu berbuka. Mantan penyanyi cilik Sherina bahkan menyempatkan diri untuk berlatih wushu sambil menunggu berbuka puasa.

"Aku olahraga, yang pastinya aku wushu sambil menunggu buka puasa. Ya bisa dibilang ngabuburit gitu deh," ujar pemilik nama asli Sherina Munaf ini, di stasiun televisi RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu 23 Agustus 2009.

Dibulan Puasa ini , Sherina tetap menjalani pola hidup sehatnya seperti hari biasanya. Dengan makan dan olahraga yang teratur. Jus wortel, kencur, kunyit dicampur susu kedelai. Jadi menu favorit Sherina selama puasa.

Dia juga menuturkan, bahwa dirinya lebih memilih mengkonsumsi bahan-bahan alami dan tradisional untuk kebutuhan tubuhnya.

"Ya, aku enggak pakai obat. Aku hanya mengonsumsi buah-buahan, kunyit, jahe, kencur, air putih. Jadi, lebih efektif aja," ujar dara kelahiran Bandung, 11 Juni 1990 itu.

Menurut Sherina, berobat lebih berisiko, seluruh kiat sehat itu dia tahu dari keluarga dan dari membaca. [adm/tvone]
Selengkapnya...

Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Jakarta - Cabang karate dan wushu menyumbangkan medali terakhir bagi kontingen Indonesia di "Asian Martial Arts Games I" (AMAG) di Bangkok, Thailand, Sabtu.

Karateka Hendro Salim menjadi penyumbang medali terakhir setelah dia di final dikalahkan Ryosuke Shimizu 1-4 dari Jepang pada pertandingan di kelas kumite putra -84 kg di Indoor Stadium Huamark Sport Authority, Bangkok.

Setelah wushu menyumbangkan medali perunggu, kontingen Indonesia yang mengikuti lima cabang olahraga pada event ini akhirnya mengantongi lima medali emas, enam perak dan lima perunggu.

Karateka Jepang menguasai hari terakhir karate dengan meraih dua medali emas, satu lainnya melalui Sayuri Maejima yang menjinakkan Chan Ka dari Hong Kong dengan skor 8-3 di final kelas 61 kg kumite putri.

China meraih sisa medali emas di 84 kg kumite putra setelah Li Peng menundukkan Khalid Khalidov dari Kazakhstan 3-1.

Hari terakhir karate menyediakan sisa tiga medali emas dari 10 emas keseluruhan yang diperebutkan.

Dari keseluruhan pertandingan yang berlangsung sejak 1 Agustus lalu dan akan ditutup Minggu (9/8), tuan rumah Thailand tampil sebagai juara umum dengan meraih 54 keping medali terdiri atas 21 medali emas, 16 perak dan 17 perunggu.

Manajer Tim Karate Indonesia, Djafar Djantang melalui telefon internasional mengatakan, Hendro tidak bisa lepas dari tekanan saat bertanding di final melawan karateka Jepang yang pada hari terakhir meraih dua medali emas.

"Hendro memang terlihat takut berbuat salah. Saat bermain tadi dia lebih memilih menunggu menyerang. Seharusnya dia bermain all-out. Shimizu sebenarnya lebih suka menunggu dan baru menyerang saat posisi lawan melayang," ujarnya.

Hendro memulai perburuan medali dari babak perempatfinal karena mendapat wild card. Hendro kemudian menang telak 10-2 menghadapi karateka Kuwait Ahmad Aldousari, dan tiket final diraihnya setelah menundukkan Gang Qu dari China dengan skor 6-2.

Djafar mengatakan, pada pertandingan final Hendro memang terlihat kurang fokus. Kondisinya semakin kritis karena waktunya juga hampir habis.

"Tapi hasil ini sudah bagus karena persaingannya sangat ketat,? ujar Djafar Djantang.

Sementara wushu menambah medali perunggu melalui Moria Manalu setelah ditaklukkan Hua Zhang dari China 0-2 di kelas sanshou 56 kg.

Manajer Tim Wushu Lambertus mengatakan, dalam pertandingan itu atletnya sempat dicurangi ketika serangan yang berbuah angka tidak dihitung, namun ia tak melakukan protes.

"Kami sudah merekam semua pertandingan. Setelah sampai di Jakarta, kami akan putar ulang sambil diamati. Secara umum, teknik bertanding perlu variasi. Kami juga akan memperbaiki mental atlet untuk persiapan ke arena SEA Games nanti," ujarnya. [adm/antara]
Selengkapnya...

Rabu, 26 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   5 komentar:

Perguruan Wushu Gerak Naga mengucapkan selamat dan sukses kepada para anggota yang menjadi sarjana dan wisudawan Universitas Indonesia:

Reza Baizuri, S.E
Slamet Riyadi, S.Hum
Sigit Nugroho, S.KM

Semoga ilmu yang telah dipelajari dapat menjadi keberkahan dan berguna bagi agama, masyarakat, bangsa, dan negara

"LEARN, MASTER AND ACHIEVE!!!" (Bruce Lee) Selengkapnya...

Kamis, 20 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Marhaban ya Ramadhan


Selamat menunaikan ibadah puasa!

Dalam rangka menghormati bulan Ramadhan, Wushu Gerak Naga selama bulan Ramadhan akan latihan sepekan sekali pada:

Hari Minggu, pukul 16.00 s.d. 10 menit sebelum Adzan, di Kampus D Gunadarma, Pondok Cina.

Be there or be blessed!
Selengkapnya...

Selasa, 11 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   1 comment

Everybody is Kung Fu Fighting
Your mind becomes fast as lightning
Although the future is a little bit fright'ning
It's the book of your life that you're writing

You're a diamond in the rough
A brilliant ball of clay
You could be a work of art
If you just go all the way
Now what would it take to break
I believe that you can bend
Not only do you have to fight
But you have got to win

Oooooouuhhh

You are a natural
Why is it so hard to see
Maybe it's just because
You keep on looking at me
The journey's a lonely one
So much more than we know
But sometïmes you've got to go
Go on and be your own hero
Selengkapnya...

Sabtu, 08 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   2 komentar:

Liputan6.com, Huangsan: Cina menggelar sebuah turnamen Wushu selama akhir pekan di Pegunungan Kuning, Huangsan, Provinsi Anhui, sebelah timur Cina, belum lama ini. Tidak seperti turnamen Wushu sebelumnya, Turnamen Asosiasi Master Wushu (WMA) yang untuk pertama kalinya digelar ini, lebih banyak mempertandingkan duel ketimbang kesempurnaan gerak.

Alhasil, beberapa atlet gagal mempertunjukkan jurus-jurus cantik dan lebih memikirkan bagaimana caranya untuk mengkandaskan lawan. Siasat ini sengaja dilakukan Cina yang menginginkan cabang olah raga tradisional mereka untuk dipertandingkan di Olimpiade.

Sebanyak enam tim Wushu dari seluruh penjuru Cina pun ikut serta dalam kejuaran yang juga disebut sebagai Liga Wushu. Poin dalam pertandingan diperoleh berdasarkan 30 gerakan tradisional Wushu. Kedua atlet yang bertanding dilarang menggunakan sarung tangan dan mengincar kepala.

Hingga saat ini, Wushu masih dipandang sebagai cabang olahraga yang mengedepankan sisi keindahan gerak ketimbang duel. Saat ini, lebih dari 80 juta penduduk Cina bisa mempraktekkan jurus-jurus Wushu. Cina berharap, olahraga tradisional mereka mampu meraih status seperti Taekwondo yang bersal dari Korea dan Judo yang berasal dari Jepang untuk dipertandingkan di ajang Olimpiade.
Selengkapnya...

Kamis, 06 Agustus 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Liputan6.com, Kaoshiung: Indonesia harus puas meraih medali perunggu dari cabang wushu melalui atlet Susyana Tjhan yang berlaga di kategori changquan putri, pada kejuaran World Games 2009 di Kaoshiung, Taiwan, Kamis (23/7). Medali emas dan perak masing-masing menjadi milik atlet Rusia, Daria Tarasova dan Vu Tra My asal Vietnam.

Sementara itu, Cina terlihat mendominasi kemenangan di cabang renang sirip. Ini merupakan cabang olahraga dimana para atlet berenang menggunakan sirip karet dan snorkel untuk mencapai titik finis. Di kategori 50 meter putri renang sirip, Zhu Baozhen mencatat waktu tercepat 15,1 detik disusul rekan senegaranya Xu Huanshan di posisi kedua, dan Yana Kasimova asal Rusia di posisi ketiga.

Sedangkan di 100 meter putra, lagi-lagi atlet Cina meraih medali emas. Miao Jing Wei berhasil menang dengan catatan waktu 35,95 detik. Sementara medali perak dan perunggu masing-masing menjadi milik Dmytro Sydorenko asal Ukraina, dan Andrea Nava asal Italia.

Cina lagi-lagi menyorot perhatian dengan kemenangannya dalam lomba rintangan 200 meter putri. Atlet Ling Yu berhasil memperoleh medali emas dengan catatan waktu 2 menit 8,11 detik, mengalahkan rekan senegaranya Yang Jie Qiao dan Yang Chin Kuei asal Taiwan. Untuk kategori putra, Zhang En Jian yang juga dari Cina berhasil menambah perolehan emas Cina. Zhang bahkan memecahkan rekor dunia dengan mencatat waktu tercepat 55,01 detik. Saingannya Federico Pinotti asal Italia, dan Benjamin Bilski asal Jerman hanya mampu berpuas hati dengan perolehan medali perak dan perunggu.

Kejuaraan World Games berlangsung sejak 17 Juli 2009 lalu. Posisi teratas klasemen sementara ini masih diungguli Rusia dengan perolehan total 11 medali emas. Sedangkan Cina berada di posisi kedua dengan total 10 medali emas, dan Prancis di tempat ketiga dengan delapan emas. World Games adalah ajang yang mempertandingkan olahraga non-cabang pertandingan Olimpiade.

Selengkapnya...

Rabu, 29 Juli 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Jakarta: Seni beladiri yang dikenal dengan sebutan Wushu menarik minat atlet-atlet muda tanah air. Bahkan, tidak sedikit yang meraih prestasi di tingkat internasional.

Seni beladiri Wushu ini berasal dari daratan Tiongkok. Wushu berasal dari kata Wu yang berarti ilmu perang, dan Shu yang berarti seni. Wushu tak hanya mengajarkan Shan Shau atau seni pertarungan, tapi juga Taolo atau seni keindahan, serta Tai Chi yakni seni pernafasan.

Bagi sebagian orang tua, latihan Wushu memiliki banyak manfaat. Selain menyehatkan, Wushu juga berguna untuk perlindungan diri.

Wushu juga bisa dijadikan pengukir prestasi. David Hendrawan misalnya, sudah sebelas tahun menekuni olahraga yang menyelipkan keindahan gerak ini. Oleh karenanya, ia sempat meraih medali perak di Pekan Olahraga Nasional 2008, serta juara 7 se-Asia di Macau, Cina, dan juara pertama se-Indonesia pada 2007. [adm/liputan6]
Selengkapnya...

Sabtu, 20 Juni 2009 Diposting oleh RzBzR   5 komentar:

Oleh: Jet Li

Alih bahasa: Reza dan Arief


Akhir-akhir ini, Saya diminta memberikan penjelasan tentang perbedaan antara kompetisi dan atlet wushu dari generasi saya dibandingkan dengan wushu pada situasi sekarang di Cina.

Wushu bekerja dengan aturan berbeda dari sebelumnya. Di tahun 1970-an dan awal 1980-an, kompetisi wushu hanya ada di Cina, dan dengan demikian bentuk dinilai oleh satu set peraturan -- satu set standar. Kemudian pemerintah menginginkan untuk membawa wushu ke negara lain; mereka merumuskan satu set peraturan internasional untuk kompetisi internasional. Peraturan ini merupakan, saya pikir, sedikit lebih mudah dari peraturan di Cina -- atau harus saya bilang, disederhanakan. Saya dengar sekarang orang berkompetisi dalam tiga kategori utama: Changquan, Nanquan, Taijiquan. Sistem yang ada sekarang tidak serumit seperti biasanya di masa lalu, ketika semua orang berkompetisi golok, tombak, pedang, gada, dan tangan kosong. Kenapa, pada masa lalu, kami harus mempelajari semua delapan belas bentuk senjata*, gaya internal, gaya eksternal, semuanya. Itu semua kurikulum kami. Sekarang, jika kamu akan bertanding dalam olimpiade, kamu hanya harus mempelajari bentuk wajib, dan hanya itu.

Saya tidak hendak mengatakan sistem yang satu lebih baik atau lebih buruk. Saya hanya ingin mengatakan kepada anda bahwa kualitas fisik para atlet telah berkembang - dan berlanjut terus-menerus. Kenapa sebuiah rekor dunia dapat tercipta setiap tahun? Karena latihan telah menjadi lebih ilmiah. Atlet mempunyai akses untuk mendapatkan nutrisi lebih baik, vitamin, dokter, psikolog olahraga, dsb. Faktor-faktor ini telah membantu mengembangkan potensi dalam diri manusia melalui media dalam olah raga.

Bagaimanapun, Saya percaya bahwa jauh didalamnya, wushu menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Saya berbicara tentang pengetahuan/kebijaksanaan dalam wushu, bagian yang tidak termasuk dalam tubuh fisik. Pengolahan jiwa merupakan bagian terpenting, dan saat ini jelas sekali telah banyak berkurang. Hal ini mungkin karena peraturan yang ada. Juri-juri yang berpegang kepada peraturan baru akan lebih memilih sebuah tipe penampilan tertentu dan memberikan nilai lebih tinggi. Hasilnya, para atlet mulai berlatih dengan peraturan-peraturan tersebut, dan siapa yang bisa menyalahkan mereka? Baik penampilan eksternal dan internal dari keahlian adalah penting, tetapi peraturan saat ini tidak mencakup hal yang terakhir (internal). Hal yang paling menarik dari seni bela diri bukanlah tentang olah raga itu sendiri, dan juga bukan tentang kecepatan. Apa yang praktisi wushu perlu lakukan adalah untuk berkonsentrasi lebih pada aspek internal. Mereka tidak perlu tergesa-gesa agar bisa mengeluarkan seluruh energi bersama dengan pikiran mereka untuk dapat menyelesaikan setiap gerakan. Saat ini, kecepatan makin cepat dan lompatan makin tinggi...dan akhirnya, detil di antara keduanya menjadi tidak sempurna sama sekali. Tahun lalu, saya menyaksikan tim wushu Beijing ketika mereka datang ke amerika untuk melakukan penampilan. Mereka mempunyai masalah yang sama. Saya percaya peraturanlah yang membatasi mereka.

Tidak ada lagi "rasa" individu. Dahulu, ketika kita menyaksikan orang mempraktekan pedang, kau dapat memastikan sepuluh orang atlet kelas tinggi dapat menampilkan sepuluh rasa yang berbeda. Bahkan sebuah gerakan sederhana dari "menghunus" pedang -- setiap orang akan melakukan gerakan tersebut dengan ritme mereka masing-msing -- semua benar secara teknik dan semua beda.

Itulah rasa! sangat maknyuss!

Sekarang: whrrr whrrr whrrr -- para atlet terlihat seperti mesin. mereka bergerak sangat cepat, saya hampir tidak dapat melihat apa yang mereka lakukan. Dan tidak ada rasa. wushu bukanlah balapan. Ini tidak semestinya seperti olahraga lain, di mana atlet yang tercepat akan menang. Secara pribadi, saya suka melihat gaya dan rasa yang berbeda. Saya suka ketika seni bela diri masih sebuah seni -- ketika atlet adalah seniman yang mengembangkan dan menunjukkan gaya khas mereka masing-masing. Seni beladiri adalah selalu tentang keragaman dan perbedaan: gaya yang berbeda, budaya yang berbeda, negara yang berbeda. Dengan begitu biasanya kamu bisa menebak tempat lahir seseorang dengan hanya melihat cara mereka mempraktekan wushu: "Oh, orang ini dari setu babakan" atau "lihat, dia pasti dari condet." Kita dapat berkata demikian karena kita telah kenal gaya-gaya tersebut. Sekarang, semuanya telah bercampur; menjadi homogen. Selalu, sampai saat ini yin dan yang dalam seni beladiri. Setengah dan setengah -- Sesuatu baik, sesuatu tidak terlalu baik. Di sana masih terdapat area untuk dikembangkan.

*The Eighteen-Arms consist of: sabre, spear, sword, halberd, axe, battle axe, hook, fork, whip, mace, hammer, talon, trident-halberd, cudgel, long-handled spear, short cudgel, stick, and meteor hammer. Selengkapnya...

Diposting oleh wushu gerak naga   1 comment

Sewaktu saya menonton film IP MAN, saya sangat senang sekali dengan karakteristik sang legenda itu. Dia mempunyai bela diri yang hebat tetapi tak pernah menonjolkan kepada orang lain dan saat dia bertarung, kalo bisa jangan sampai orang lain tahu bahwa musuhnya itu kalah. Dia sangat rendah hati sekali dan dia tidak suka memamerkan kehebatan beliau. mungkin di dunia ini masih belum banyak orang seperti itu yang low profile. Dia juga tidak suka dengan para penjajah yg selalu menindas kaum-kaum yang lemah akan tetapi kaum yang lemah itu dapat menjadi kuat jika ada kemauan untuk saling bergabung menjadi satu tujuan.
So, untuk itu saya mengambil pelajaran dari film itu untuk tidak menyukai bangsa penjajah dan selalu berendah hati untuk di semua bidang. Juga selalu setia dan sayang sama keluarga kita dan melindungi mereka dalam keadaan apapun. Jangan pernah menjadi penjilat dan pengkhianat negara kita sendiri dan usahakan memajukan nama bangsa sendiri, juga membeli produk dalam negeri (Tolak produk Yahudi...)....

Created by Rungga
Selengkapnya...

Rabu, 27 Mei 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   4 komentar:

Dalam bahasa biologi, disebut 'Irita Bilita' : Upaya mempertahankan diri dari serangan luar.
Naluri dasar seperti itu pasti akan muncul dalam keadaan tertentu/terdesak, dan masing-masing pun melampiaskanya dalam bentuk yang berbeda-beda, sesuai dengan batas kemampuan yang dipunyai.
Khususnya bagi seseorang yang telah terbiasa berlatih beladiri, naluri/insting seperti itu yang dilatih agar bisa lebih peka, bahkan tidak hanya dapat digunakan pada saat terdesak saja.

Tapi,juga tidak boleh dilupakan aspek 'mengasihi' yang juga merupakan naluri dasar yang diberikan pada manusia.

Kesimpulanya, kedua naluri dasar ini harus dimanfaatkan secara secara seimbang. Jika salah satu saja timpang, maka bisa berakibat fatal suatu saat.

Kita hanya patut takut pada Allah, dan tidak ada satupun mahkluk yang paling hebat selain Dia.... Selengkapnya...

Minggu, 17 Mei 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   2 komentar:

Kolonel Dave Grossman, seorang pendidik ilmu militer dalam bukunya "On Combat" (PPCT Publishing, 2007) menyitir sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa ternyata manusia juga memiliki golongan ratu, pejantan, pekerja dan prajurit... hal yang saya berlaku juga d dunia serangga. spesialisasi genetik seperti yang dimiliki serangga. Kalau kita melihat bahwa di dunia serangga terdapat penggolongan alami .

Penelitian itu menyebutkan bahwa sekitar 2% dari manusia dilahirkan dengan catatan genetik untuk menjadi golongan prajurit, yaitu orang-orang yang secara alami akan tertarik pada kegiatan yang berbau kekerasan, perang dan segala pernak-perniknya, meskipun tidak seperti serangga yang perbedaan fisik antara pekerja dan prajurit terlihat jelas. Sedikitpun ini bukan kesalahan, ini sama saja seperti orang-orang yang secara alami tertarik pada tari, bahasa, rekayasa (engineering), bisnis dan banyak lagi.

Penelitian ini menyebutkan bahwa orang yang pada dasarnya bukan prajurit, perlu pelatihan mental khusus untuk bisa berperang dengan baik. Di banyak kasus yang diteliti di berbagai perang sejak abad 19, ditemukan bahwa banyak prajurit yang gugur tanpa sempat menembakkan senjatanya, semata-mata karena mereka tidak sanggup membidik dan membunuh sesama manusia. Ini tidak berlaku untuk orang yang terlahir sebagai prajurit... mereka pembunuh efektif yang alami dan bahkan menikmati kegiatan tersebut. Buat mereka, senapan dan pisau adalah benda seni yang indah yang kerap dielus dan disayang, ilmu berkelahi adalah seni yang memiliki nilai yang dalam yang perlu ditekuni sampai ke cakrawala yang tak terbatas. Itulah panggilan jiwa.

Jadi kalau di masa kecil dulu kita beramai-ramai masuk MA, dan ketika teman-teman kita beramai-ramai pula pindah ke bidang lain sementara kita beberapa gelintir masih menikmati berlatih MA... maka itu memang cetak biru di dalam sel-sel yang kita bawa. Tuhan memang sudah menentukan demikian.

"IKUTI PELNGI, SAMPAI KAU MENEMUKAN JALANMMU SENDIRI"

Tinggal pertanyaannya buat kita-kita yang tidak berkarir di dunia prajurit, bagaimana supaya naluri dasar itu menjadi pendukung di kehidupan yang kita jalani... bukan malah jadi penghalang.
Selengkapnya...

Senin, 16 Februari 2009 Diposting oleh wushu gerak naga   0 comments

Wushu Gerak Naga Gunadarma, membuka pendaftaran murid baru.
Waktu Latihan :
Jumat (18.00-selesai) Di Kampus E Gunadarma
Sabtu (16.00-18.00) Di Kampus D Gunadarma
Minggu (07.30-09.30) Di Belakang Balairung Universitas Indonesia

Ayo jika anda menyukai seni beladiri yang bersifat keindahan gerakan atau kekuatan fisik ataupun teknik, maka ga usah mikir lagi, cepet daftar di WUSHU GERAK NAGA ini...

untuk info lebih lanjut Hubungi :

Maldalias (081353964447)
Putri(081314572086) / (021-96354478) Selengkapnya...

 
Blogger Template By Lawnydesignz